Pengadaan infrastruktur dalam sebuah operasional di suatu
perusahaan memanglah sangat penting. Apalagi digunakan untuk operasional
perusahaan dalam sekala besar, pastinya infrastruktur yang memadai
diperlukan untuk menunjang aktifitas sebuah perusahaan. Namun bagaimana
jadinya bila sebuah bank ternyata menggunakan router dengan harga tidak
sampai 200.000 Rupiah alias 10 USD doang?
Baru-baru ini disebutkan bahwa bank yang terletak di Bangladesh
merugi cukup besar. Dilansir dari BBC, dikatakan
bahwa bank sentral di Bangladesh merugi hingga 1 triliun Rupiah. Hal ini
lantaran bank tersebut menggunakan router murahan pada jaringan yang
menghubungkan ke jaringan keuangan global. Tidak hanya menggunakan
router murah, dikatakan juga bahwa router yang digunakan ini adalah
router bekas.
Disinyalir hal inilah yang membuat bank tersebut merugi mencapai 1
triliun Rupiah, karena digasak oleh para hacker alias peretas. Kasus ini
terjadi pada bulan Februari lalu, dimana para peretas berhasil masuk ke
jaringan utama bank sentral Bangladesh melalui router murahan tersebut.
Lalu para peretas ini mendapatkan hak istemewa melalui perangkat roter
tersebut, dan mengirimkan sejumlah uang ke beberapa rekening.
Yang membuat para peretas ini diketahui oleh pihak bank adalah,
mereka salah dalam pengejaan nama saat hendak mengirimkan uang, sehingga
membuat aksi ini diketahui oleh pihak bank. Kabarnya, para peretas ini
mentargetkan pencurian hingga senilai 1 miliar USD, namun karena
diketahui oleh pihak bank, mereka hanya mampu mengambil 81 juta USD atau
setara dengan 1 triliun Rupiah.
Setelah dilacak, uang yang dicuri tersebut kabarnya dikirimkan ke
beberapa rekening di Filipina yang rata-rata menuju ke tempat judi atau
kasino. Hingga saat ini, sebagian uang tersebut kabarnya belum pulih dan
masih dalam tahap penyeledikan.
Pakar keamanan bank dari berbagai negara pun mengatakan hal yang
sama, dimana seharusnya bank ini setidaknya menggunakan perangkat router
yang lebih terjamin dengan mengeluarkan uang yang tidak seberapa.
Terlebih lagi firewall, untuk menghambat akses para peretas masuk ke
jaringan utama bank tersebut.
Via Berita Teknologi
Via Berita Teknologi